Setiap
manusia di dunia ini memiliki angan-angan yang ingin direalisasikan menjadi
sebuah kenyataan. Kebanyakan angan-angan itu tertuju pada meraih jabatan
tinggi, harta berlimpah, istri cantik jelita nan mempesona, rumah luas dengan
fasilitas lengkap nan mewah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya yang
diimpikan banyak orang.
Di
sisi lain, ada si miskin yang ingin menjadi kaya raya; ada si sakit yang ingin
segera sembuh dari sakitnya dan bisa kembali menikmati dunia; dan ada si kaya
yang sangat benci kemiskinan tapi terus merasa dirinya miskin, sehingga
semangatnya untuk menambah kekayaan tidak pernah rapuh.
Memang
benar apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa
angan-angan manusia di dunia tidak akan pernah habis sampai mereka masuk ke
dalam kubur:
لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ
ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ وَادِيَانِ وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا
التُرَابُ وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya
seseorang memiliki satu lembah emas, niscaya dia ingin memiliki dua lembah emas
lagi, dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali debu (tidak ada yang
bisa menghentikan keinginannya kecuali kematian) dan Allah menerima taubat
orang yang bertaubat (HR. Bukhari)
Namun
bagaimanapun angan-angan di dunia ini selama masih ada kesempatan, maka masih
bisa di usahakan dan masih ada kemungkinan menjadi sebuah kenyataan. Yakni
dengan melakukan sebab-sebab yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Pada
kesempatan ini, saya tak hendak mengajak pembaca sekalian untuk memiliki
angan-angan dunia yang muluk-muluk, tapi saya hendak mengajak agar kita
merenungi angan-angan sebagian orang yang sudah tidak memiliki kesempatan lagi
untuk merealisasikannya. Angan-angan mereka sudah terputuskan dari sebab.
Mereka adalah orang yang sudah meninggal dunia.
Mungkin
ada yang bertanya, apa yang menjadi angan-angan mereka? Setelah melihat
kenikmatan atau siksaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terpampang di mata
mereka? Masihkah mereka menginginkan kenikmatan dunia yang telah banyak menyita
perhatian manusia?
Orang-orang
yang sudah meninggal dunia itu bermacam-macam, ada yang baik dan ada pula yang
buruk; ada yang shalih dan ada pula yang sebaliknya; ada yang ditangisi
kematiannya oleh manusia dan ada pula yang diharapkan kematiannya.
Masing-masing orang ini memiliki angan-angan yang berbeda. Angan-angan mereka ini
telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala, semisalnya :
Pertama; orang-orang shalih ingin segera di bawa
ke kuburannya setelah meninggalnya;
Disebutkan
dalam shahih al-Bukhari dari hadits Abi Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu:
إذَا وُضِعَتْ الْجِنَازَةُ
فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ
: قَدِّمُونِي قَدِّمُونِي ، وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ : يَا
وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا ، يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا
الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَهَا الْإِنْسَانُ لَصَعِقَ
Apabila
jenazah sesorang diletakkan lalu orang-orang mengangkatnya di atas
pundak-pundak mereka, maka jika orang itu baik, dia berkata; segerakanlah aku,
segerakanlah aku, sedangkan jika tidak baik, ia berkata; celaka, hendak kemana
mereka pergi? Ungkapan ini di dengar suaranya oleh semuanya kecuali manusia,
seandainya dia juga mendengar tentu pingsan.
Kedua; Orang-orang berdoa agar kiamat
dipercepat
Disebutkan
dalam hadits yang panjang yang dikeluarkan imam Ahmad dalam Musnadnya bahwa
ketika seorang di dalam kubur bisa menjawab pertanyaan dua malaikat kemudian
datang kabar gembira dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa dia termasuk
penghuni surga, maka hamba tersebut memohon agar hari kiamat dipercepat
kedatangannya.
Ini
adalah angan-angan orang shalih setelah melihat tempatnya di surga, padahal
hari kiamat adalah hari yang tersulit dan terberat bagi manusia. Ini sangat
berbeda dengan kaum munafik dan orang orang kafir. Mereka memohon kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala agar hari kiamat tidak datang, padahal di dalam kubur mereka
mendapatkan siksa yang sangat pedih. Namun karena mereka tahu bahwa siksa di
neraka itu jauh lebih menyakitkan dan lebih pedih, sehingga mereka lebih memilih
tetap disiksa di dalam kuburnya.
Ketiga; Angan-angan orang yang mati syahid
Shahabat
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sabda beliau berbunyi;
مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ
أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا
الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ
لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ
“Tidak
ada seorangpun yang masuk surga kemudian ingin kembali ke dunia kecuali orang
yang mati syahid, dan dia tidak menginginkan apapun di dunia kecuali mati
syahid. Dia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian terbunuh sebanyak
sepuluh kali, ini disebabkan oleh kemuliaan (keutamaan mati syahid) yang dia
saksikan.” (HR. Bukhori)
Inilah
sebagian dari angan-angan orang yang telah melihat kemuliaannya di sisi Allah Subhanahu
wa Ta’ala meski ingin kembali ke dunia, namun angan-angan mereka tidak ada
hubungannya dengan dunia dan kenikmatannya sedikitpun. Mereka ingin kembali
untuk menambah amalan agar kemuliaan mereka bertambah di sisi Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Demikianlah beberapa angan-angan
orang-oarng shalih yang sudah meninggal dunia, lalu bagaimana angan-angan orang
yang lalai semasa hidup mereka di dunia? Diantara angan-angan mereka adalah:
Pertama, yaitu mengeluarkan
sedekah.
Seseorang yang akan meninggal
dunia berangan-angan untuk hidup kembali dan mengeluarkan sedekah dan menjadi
orang shaleh, sebagaimana diceritakan oleh Allah dalam Alquran (yang artinya):
وَأَنْفِقُوا
مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ
Dan belanjakanlah sebagian dari
apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah
seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” (QS. al-Munafiqun: 10)
Ibnu Katsir rahimahullah
berkata “Setiap orang yang lalai (di masa hidupnya) pasti akan menyesal di saat
nyawanya akan dicabut. Ia memohon agar umurnya di perpanjang walau hanya sesaat
untuk melaksanakan amal shaleh yang selama ini ia tinggalkan.”
Kedua, melaksanakan amal shaleh
Angan-angan terbesar orang yang
sudah meninggal dunia adalah bisa hidup kembali dan melaksanakan amal shaleh;
حَتَّى
إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ
صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:”Ya Rabbku kembalikanlah aku
(ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan.” (QS. al-Mukminun: 99-100)